Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Riau mendukung beragam kegiatan yang dapat menumbuhkan sikap mahasiswa yang kritis dan bertanggung jawab serta beretika. Salah satu kegiatan tersebut adalah diskusi publik.

“Kalau diskusi publik sebelumnya terkait permasalahan Rempang, maka diskusi publik terbaru yang digelar di FISIP Universitas Riau adalah yang dilakukan oleh YLBHI LBH Pekanbaru dan WALHI Riau  pada hari sabtu, 23 September 2023, Diskusi publik ini dimulai dengan menggelar acara nonton bareng, film dokumenter” kata Wakil Dekan III FISIP Universitas Riau, Dr. Saiman Pakpahan S. IP., M.Si di Pekanbaru, Senin.

Ia menjelaskan bahwa film dokumenter ini merupakan film kolaborasi antara Trend Asia, Walhi Jawa Barat dan YLBHI – LBH Bandung yang kemudian diputarkan oleh YLBHI – LBH Pekanbaru dan Walhi Riau.

“Film dokumenter ini bercerita mengenai lingkungan yang sudah rusak di Cirebon, hal ini terjadi karena terdapatnya pembangunan PLTU Tanjung Jati A. Kemudian  masyarakat tempatan berjuang untuk menolak pembangunan PLTU Tanjung Jati A. Hal ini sebabkan oleh terdapatnya pencemaran lingkungan yang mengakibatkan kerugian materiil bagi petani,” jelasnya.

Ia menyampaikan bahwa Walhi Jabar dan YLBHI – LBH Bandung telah berupaya untuk memperoleh solusi terhadap permasalahan itu, salah satunya ialah melalui upaya gugatan izin lingkungan PLTU Tanjung Jati A ke PTUN Bandung yang kemudian PTUN Bandung memenangkan gugatan warga.

 

“Saya mendukung kegiatan-kegiatan positif ini dilakukan secara berkelanjutan, sebab menurut saya kegiatan seperti ini dapat menumbuhkan sikap kritis mahasiswa terhadap isu yang berada di lingkungannya, Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengedukasi mahasiswa terkait dampak buruk yang diakibatkan oleh beragam aktivitas PLTU. Kemudian, melalui kegiatan-kegiatan seperti ini juga dapat mendorong pemerintah segera menutup PLTU dan meninggalkan energi kotor serta beralih ke Energi Baru Terbarukan,” ucapnya.

Mahasiswa FISIP Universitas Riau yang mengikuti kegiatan diskusi publik ini menyampaikan bahwa poin penting yang diperolehnya saat film dan diskusi ini dilangsungkan ialah mengetahui kerusakan alam dan dampaknya dapat berakibat buruk bagi manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Tidak hanya hal tersebut, film dokumenter  ini bukan hanya berbicara tentang kerusakan lingkungan tetapi juga mengajak masyarakat untuk berjuang melawan para perusahaan yang tidak memperhatikan keadilan ekologis. Diskusi publik ini menghadirkan narasumber yang berasal dari Trend Asia, Fakultas Hukum Universitas Riau, Kemudian Akademisi FISIP Universitas Riau, serta perwakilan YLBHI – LBH Pekanbaru dan Walhi Riau. (Alby)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *