Pentingnya peran Masyarakat Peduli Bencana (MPB) dalam upaya mitigasi bencana, khususnya kebakaran hutan dan lahan gambut, semakin terasa mengingat seringnya ancaman yang diterima lingkungan dan kehidupan masyarakat. Di Desa Tanjung Belit, Kecamatan Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis, sebuah kegiatan pengabdian masyarakat telah diselenggarakan dengan melibatkan berbagai pihak. Tujuan utamanya adalah untuk menguatkan peran MPB dalam pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan serta lahan gambut.

Kegiatan ini diprakarsai oleh Dosen Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, seperti Dr. Hesti Asriwandari, Prof. Dr. Ashaluddin Jalil, Dr. Achmad Hidir, dan Yesi. Mereka bekerja sama dengan Pemerintah Desa Tanjung Belit dan melibatkan berbagai elemen masyarakat serta stakeholder terkait, terutama MPB. Serangkaian kegiatan seperti pelatihan, sosialisasi, dan penguatan kapasitas teknis bagi MPB diadakan untuk membekali mereka dalam menghadapi risiko kebakaran hutan dan lahan gambut.

Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan bencana yang sering terjadi di Indonesia, terutama saat musim kemarau tiba. Dampaknya tidak hanya kerusakan lingkungan, tetapi juga kesehatan masyarakat karena polusi udara yang dihasilkan. MPB diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam pencegahan dan mengurangi dampak kebakaran, dengan cara meningkatkan kewaspadaan dini dan memperkuat kemampuan masyarakat dalam menangani kebakaran.

Dalam acara tersebut, Dr. Hesti Asriwandari sebagai Ketua Pelaksana Pengabdian, menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait demi mencapai ketahanan lingkungan yang lebih baik. Melalui pelatihan dan sosialisasi, diharapkan MPB dapat lebih siap dalam mengidentifikasi potensi kebakaran sejak dini dan melakukan tindakan pencegahan dengan efektif.

Pelatihan dan Sosialisasi Mitigasi Kebakaran

Kegiatan ini mencakup materi tentang teori dan praktik mitigasi, seperti teknik pencegahan kebakaran, identifikasi titik api, pemakaian alat pemadam kebakaran sederhana, serta rehabilitasi lahan gambut pasca kebakaran. Para peserta juga diberi pelatihan untuk menjadi agen perubahan yang mampu mengedukasi masyarakat sekitar mengenai pentingnya menjaga kelestarian hutan dan lahan gambut.

Selain aspek teknis, kegiatan ini juga memperkuat kesadaran dan keterlibatan aktif masyarakat dalam pencegahan kebakaran. Masyarakat yang teredukasi akan lebih siap menghadapi kebakaran karena seringkali kebakaran lahan gambut berasal dari aktivitas manusia, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

Peran MPB tidak hanya terbatas pada penanggulangan kebakaran, tetapi juga penting dalam pencegahan, seperti mengatur penggunaan api di lahan terbuka, serta pengawasan dan pemeliharaan kawasan hutan dan gambut secara berkelanjutan.

Sekretaris Desa Tanjung Belit, Bapak Untung, mengungkapkan bahwa pembekalan tentang pencegahan dan penanganan karhutla sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Dengan adanya pengabdian dari para dosen, masyarakat terutama MPB mendapat pengetahuan baru untuk mendukung mitigasi bencana. Hal ini juga menegaskan bahwa peran pemerintah desa penting dalam menyusun regulasi terkait upaya-upaya mitigasi tersebut. Dengan demikian, kerjasama antara dosen, pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait menjadi kunci utama dalam menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi risiko bencana karhutla di Desa Tanjung Belit dan sekitarnya.

-Enggy, ft:ist